Jago Lagu
Jago Lagu

Misteri Keberadaan Kehidupan Kota Gaib Saranjana di Kalimantan

Misteri Keberadaan Kehidupan Kota Gaib Saranjana di Kalimantan

Misteri Keberadaan Kehidupan Kota Gaib Saranjana di Kalimantan (harustahu.info)

HarusTahu.info - Nama kota saranjana di kalimantan memang sudah terkenal sejak dulu sebagai kota gaib, sebagian orang menyebutnya mitos dan sebagian lagi menyebutnya ada.

Kota Saranjana Kalimantan

Saranjana dikenal sebagai kota gaib dari Pulau Kalimantan. Kisah tentang Saranjana pun sudah melegenda bagi masyarakat Kalimantan atau Borneo. Kota Saranjana menjadi misterius karena keberadaannya tidak tercatat dalam peta Indonesia. Bahkan Keberadaannya juga memiliki beragam versi.

Saranjana dikenal sebagai kota gaib dari Pulau Kalimantan. Peradabannya disebut sangat maju dengan jejeran gedung menjulat tinggi bak kota impian.

Kisah tentang Saranjana sudah melegenda bagi masyarakat Kalimantan atau Borneo. Kota ini menjadi misterius karena keberadaannya tidak tercatat dalam peta Indonesia.

Bagi masyarakat Kalimantan, Saranjana disebut sebagai kota yang tak kasat mata dan tak bisa dilihat oleh orang awam, kecuali dengan mata batin. Keberadaannya juga memiliki beragam versi.


Letak Kota Gaib Saranjana

Di mana letak kota gaib saranjana? Sejarawan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Mansyur terkait Kota Saranjana, pernah menulis jurnal berjudul Saranjana in Historical Record: The City's Invisibility in Pulau Laut, South Kalimantan.


Mansyur menceritakan versi pertama yang ia dapatkan terkait keberadaan Saranjana ialah letaknya konon berada di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pada versi kedua menyebutkan bahwa Saranjana terletak di Teluk Tamiang, Pulau Laut.

Kemudian versi ketiga lebih tegas menyebutkan bahwa lokasi wilayah Saranjana ada di sebuah bukit kecil yang terletak di Desa Oka-oka Kecamatan Pulau Laut Kelautan, Kalimantan Selatan. Lokasinya berbatasan langsung dengan laut sehingga cocok dijadikan destinasi wisata. Hanya saja, tempat ini dianggap angker oleh penduduk sekitar.


Sejumlah data sejarah sebenarnya telah mencatat keberadaan Saranjana. Tempat ini disimpulkan betul-betul pernah ada, namun kemudian hilang. Sementara cerita mengenai peradaban Saranjana yang gaib masih terus melekat di masyarakat.

Sejarah Kota Saranjana

Berdasarkan fakta sejarah, nama Saranjana sudah ada sejak masa kolonial Hindia Belanda. Salomon Muller, naturalis berkebangsaan Jerman dalam petanya berjudul "Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermasing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedelte van Borneo" (peta wilayah pesisir dan pedalaman Borneo) tahun 1845, mengambarkan bahwa terdapat wilayah yang ditulisnya sebagai Tandjong (hoek) Serandjana.


"Peta itu memang peta se-Kalimantan dan wilayah pesisir dan pedalaman Borneo. Dari peta itu kami melihat wilayah Pulau Laut memang ada tulisan yang menuliskan tentang Serandjana. Itu ejaan lama. Dia menuliskan T Serandjana. T itu singkatan dari Tandjong," ujar Mansyur.


Hanya saja, dalam peta itu Salomon Muller tidak menuliskan data-data detail terkait Serandjana. Mulai dari apakah Serandjana mencakup nama kota, desa, atau bahkan kelompok masyarakat.

Salomon Muller sendiri menjabat anggota des Genootschaps en Natuurkundige Komissie in Nederlands Indie yang sudah mendapatkan pelatihan dari Museum Leiden dan sedang melakukan perjalanan penelitian tentang dunia binatang dan tumbuhan di kepulauan Indonesia. Meski begitu, belum bisa dipastikan apakah Salomon Muller pernah berkunjung ke Tandjong (hoek) Serandjana sebelum memetakannya.


Dia juga tidak pernah menyinggungnya dalam beberapa artikelnya yang diterbitkan Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Peta yang memuat Tandjong (hoek) Serandjana tersebut dimuat dalam Reizen en onderzoekingen in den Indischen Archipel, seri pertama yang diterbitkan Staatsbibliothek zu Berlin. Peta ini dibuat 18 tahun sebelum Salomon Müller meninggal dunia pada tahun 1863.

Fakta lain yang menunjukkan keberadaan Saranjana juga ada pada peta yang dibuat Isaac Dornseiffen pada tahun 1868. Dornseiffen menulis Saranjana dengan K. Sarandjana, yang mana K merupakan Kampoeng.

"Itu peta yang baru kami dapatkan kembali. Jadi dia menuliskan tentang Kampoeng Sarandjana. Kami berkesimpulan setelah 20 tahun kemudian ternyata itu adalah sebuah kampung. Karena dari pemetaan, dia sudah menuliskan K," terang Mansyur.


Sumber lainnya yang memuat tentang Saranjana adalah Pieter Johannes Veth, dalam "Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie: bewerkt naar de jongste en beste berigten", halaman 252. Kamus ini diterbitkan di Amsterdam oleh P.N. van Kampen, tahun 1869 atau setahun setelah peta yang dibuat Isaac Dornseiffen.

Dalam kamus itu, Veth menuliskan, Sarandjana, tanjung di sisi selatan Poeloe Laut, yang merupakan pulau yang terletak di bagian tenggara Kalimantan.

"Itu kamus yang dibuat Pieter Johannes Veth 1868. Itu juga menuliskan nama-nama daerah di Indonesia, kemudian letaknya di mana. Semacam kayak ringkasan tapi bentuknya kamus. Di dalam itu menuliskan juga tentang Saranjana bahwa Saranjana itu adalah daerah yang terletak di tenggara Borneo," tuturnya.



Hits: 205x | Berikan Komentar!

Paling Viral
No Internet No Life

Cari tahu apa saja yang ada di Internet, dan informasi paling viral hari ini.

Komentar (0)
Tinggalkan Komentar
Ingatlah untuk selalu berkomentar dengan sopan sesuai pedoman situs ini
Komentar ()

MENARIK UNTUK DIBACA!

Mengenal Apa Itu Pantarlih dan Tugasnya di Dunia Pemilu
NULIS ?