Persoalan yang muncul di dunia pendidikan dapat menjadi pembangkit selerah untuk menciptakan tatanan mengembangkan mentalitas kualitas sumber daya manusia. Humanisasi pendidikan dan dehumanisasi pendidikan sebagai bentuk untuk membuat pola nyata maupun keputusan agar menanggalkan sistem lama. Untuk mencapai tujuan tersebut, dunia pendidikan merupakan kunci dalam membangun manusia yang berdaya nalar yang tinggi dan keputusan berjangka panjang. Humanisme sebagaimana sudah menjadi tolak ukur untuk membentuk ketidak adilan, eksploitasi , penindasan dan kekerasan. Ini dapat menjadi kerinduan tersendiri dari kaum tertindas demi mendapatkan kebebasan. Dengan demikian, dapat menjadi sebuah ladang persoalan baru bagi penindas. Kaum tertindas akan mencari kerinduan dalam mencapai sebuah tujuan hidup yang dapat menjadi penyebab hilangnya rasa kemanusian yang adil serta kebijaksanaan yang sudah hilang. Dehumanisasi pendidikan adalah sebuah penyimpangan fitrah,yang akan menuju manusia sejati dimana dirampas hak kemanusian dengan cara-cara yang sistematis. Sehingga di dalam sejarah akan muncul kesetian suatu subjek lama sudah diprogram secara nyata melalui persoalan tersebut. Hal ini berdampak pada proses pembangunan manusia sebagai aset untuk merubah pola pikir. Sehingga dapat mengakibatkan munculnya sinisme karena sikap keputusasaan dari kaum tertindas sebagai mesti untuk memperoleh perjuangan humanisme. Dapat menyebabkan manusia menjadi bagian emansipasi tidak ada bagi kaum pekerja. Kaum pekerja ini sebenarnya murid-murid yang menerima segala aktivitas untuk membentuk pikiran seluas-luasnya dengan bekerja dan prakteknya. Sebagai mesti untuk kaum pekerja merasa keterasingan sebagai manusia yang tak bermakna. Dalam menjadi manusia yang bermakna semestinya, manusia itu sendiri juga yang mencari jati dirinya dan dapat menerapkan apa tujuannya. Berbeda terbalik di dalam kebiasaan yang bersumber pada persoalan yang sering dilihat bersama-sama, ini akan menjadi sebuah proses yang matang tentang sumber pemahaman yang alami dengan mencari dan menganalisis persoalan yang sudah pecahkan dengan berpikir dan berpraktek. Secara usaha sadar akan adanya penalaran berpikir lurus baginya manusia itu sendiri. Untuk itu juga, sebuah fakta yang dicetuskan dehumanisasi menjadi fakta sejarah yang sudah mencatat bahwa perjuangan dehumanisasi terhadap persoalan kaum tertindas. Menjadi persoalan yang perlu dijalankan dengan menuju menjadi manusia pelengkap, cepat atau lambat dapat berdampak pada apa yang dijalankan di dalam persoalan aktivitas serta mendukung perlawanan oleh kaum tertindas kepada penindas.
Komentar (0)